Dulu, guru dan siswa terikat pada hubungan klasik di dalam kelas tanpa banyak interaksi di luar itu. Namun, dengan hadirnya media sosial, terutama TikTok, lanskap pendidikan berubah. “TeachTok” muncul sebagai fenomena baru yang tidak hanya menyatukan guru dan siswa, tetapi juga meningkatkan literasi digital mereka.
TikTok telah menjadi ruang bagi para guru untuk berkreasi dan berbagi pengetahuan dengan siswa mereka. Melalui video pendek yang kreatif, guru dapat menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Bahkan, tidak hanya guru yang menjadi pengajar di TikTok, siswa juga dapat berperan sebagai pembelajar aktif dengan membuat konten pendidikan mereka sendiri. Kolaborasi antara guru dan siswa menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan terbuka.
Di tengah era digital yang terus berkembang, literasi digital menjadi kunci untuk menghadapi tantangan masa depan. Melalui “TeachTok”, guru dan siswa tidak hanya belajar menggunakan teknologi digital, tetapi juga memahami bagaimana menggunakan teknologi secara etis dan bertanggung jawab. Mereka diajak untuk berpikir kritis terhadap konten yang mereka konsumsi dan menciptakan, serta memahami implikasi sosial dari interaksi online.
Pertama-tama, “TeachTok” memungkinkan para guru untuk menjangkau siswa mereka di luar lingkungan kelas tradisional. Melalui video pendek yang dibagikan di TikTok, guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang lebih dinamis dan menarik. Mereka dapat menggunakan musik, efek visual, dan bahasa yang lebih santai untuk menjelaskan konsep-konsep yang kompleks, sehingga membuat pembelajaran lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa.
Selain itu, “TeachTok” juga memfasilitasi kolaborasi antara guru dan siswa. Siswa tidak hanya menjadi pasif dalam menerima informasi, tetapi juga aktif dalam menciptakan konten pendidikan mereka sendiri. Mereka dapat membuat video tentang topik-topik tertentu, menampilkan pemahaman mereka, atau bahkan bertanya langsung kepada guru melalui komentar atau pesan langsung. Hal ini menciptakan ikatan yang lebih kuat antara guru dan siswa, serta memperkaya pengalaman belajar mereka.
Namun, seperti halnya dengan semua teknologi, penggunaan TikTok dalam pendidikan juga memiliki tantangan dan risiko tersendiri. Salah satunya adalah masalah privasi dan keamanan data, terutama ketika melibatkan interaksi antara guru dan siswa di platform tersebut. Penting bagi guru dan institusi pendidikan untuk memiliki kebijakan yang jelas tentang penggunaan TikTok dalam konteks pendidikan, serta memberikan pelatihan dan dukungan yang cukup kepada para guru dalam mengelola risiko tersebut.
Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan platform media sosial, sangatlah penting. Bersama-sama, mereka dapat mengembangkan pedoman dan praktik terbaik untuk penggunaan TikTok dalam pendidikan, serta menyediakan sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan oleh para guru dan siswa.
Penulis: Bunga Melssa Maurelia